A QUIET PLACE: DAY ONE
![]() |
A QUIET PLACE: DAY ONE - Review |
A QUIET PLACE: DAY ONE - Sesuai dengan judulnya, A Quiet Place: Day One membawa kita kembali ke hari pertama serangan alien yang sangat sensitif terhadap suara, alih-alih melanjutkan cerita dari A Quiet Place Part II (2021). Kali ini, cerita berfokus pada karakter baru yang diperankan oleh Lupita Nyong'o dan Joseph Quinn. Bagi para penggemar serial Stranger Things, Joseph Quinn tentu dikenal sebagai Eddie Munson yang lovable di Season 4.
A QUIET PLACE: DAY ONE - Official Trailer
Franchise A Quiet Place dikenal konsisten dalam menyajikan latar yang berbeda di setiap filmnya. Jika A Quiet Place (2019) berlatar di pedesaan, dan A Quiet Place Part II (2021) berlatar di pabrik dan daerah sub-urban, maka A Quiet Place: Day One memilih perkotaan sebagai latarnya. Latar ini memainkan peran penting dalam menggambarkan situasi kiamat dengan jenis alien yang ada. Jika di desa dan pabrik saja sulit untuk tidak membuat suara, bisa dibayangkan betapa menantangnya di kota.
Selain latar yang selalu berbeda, franchise ini juga konsisten dalam menggambarkan karakter manusia dengan kebutuhan khusus. Jika di film pertama dan kedua ada karakter bisu-tuli, di film ketiga ini kita akan melihat karakter yang mengidap penyakit terminal dan seseorang dengan kecenderungan panic attack.
Menariknya, ketiga film ini secara konsisten menunjukkan bagaimana manusia dengan kebutuhan khusus tetap bisa berfungsi layaknya manusia normal, bahkan bisa lebih baik. Mereka memiliki keunikan tersendiri dan menggunakan keunikan tersebut untuk bertahan hidup di situasi ekstrem. Dalam konteks ini, mereka berhasil mengubah kelemahan menjadi kekuatan.
A QUIET PLACE: DAY ONE - Review -Official Trailer 1
A QUIET PLACE: DAY ONE - Review - Official Trailer 2
Dengan karakter baru dan latar perkotaan, A Quiet Place: Day One menawarkan perspektif segar dalam franchise yang sudah dicintai banyak orang. Film ini menggambarkan ketegangan dan perjuangan bertahan hidup di tengah serangan alien, sambil tetap memberikan penghormatan pada tema-tema inti yang membuat seri ini begitu istimewa.
![]() |
IMDb RATING A QUIET PLACE: DAY ONE |
Review Lainnya:
Dunia A Quiet Place meletakkan penghuninya dalam situasi yang tak hanya mengerikan, tetapi juga penuh keputusasaan. Manusia, sebagai makhluk sosial, dipaksa untuk kehilangan suara mereka, alat utama komunikasi. Aroma ketakutan dan kesepian menyelimuti segalanya. Apakah ada gunanya melanjutkan hidup?
Pertanyaan ini menghantui Sam (diperankan oleh Lupita Nyong'o), yang hidup dengan penyakit yang menghantui dirinya. Ditemani oleh seekor kucing bernama Frodo, ia merasa bahwa semua yang ada dalam kehidupannya adalah sampah, sambil menunggu kematian dengan pasrah. Namun, kematian datang dalam wujud alien ganas yang tiba-tiba menghancurkan kota New York.
Ketegangan muncul saat alien turun dari langit seperti hujan meteor, menunjukkan kemampuan sutradara Michael Sarnoski dalam menciptakan hari kiamat di layar. A Quiet Place Part II (2020) sebelumnya telah memperkenalkan pemandangan serupa dengan intensitas yang tak kalah (bahkan lebih) kuat.
Sulit untuk mengulangi kesan "segarnya" dari setiap installment baru A Quiet Place, karena konsep unik film pertamanya yang menghadirkan kesunyian sudah menjadi kebiasaan. Namun, Day One dikelola oleh orang-orang yang tepat. Meskipun tidak terasa baru, Sarnoski menjamin penonton terpuaskan dengan suasana horor yang menegangkan.
Film ini dibuka dengan informasi bahwa rata-rata volume suara di New York mencapai 90 desibel. Saat Sam keluar dari sebuah gedung pertunjukan, suasana sunyi di dalamnya tiba-tiba berubah 180 derajat ketika Sam membuka pintu. Ini hanya satu contoh dari kehebatan tata suara dalam film ini. Tata suara yang berkualitas tidak hanya tentang volume keras, tetapi juga perubahan suasana yang dramatis seperti itu.
Pengaturan ambient selama serbuan alien membuat kota yang biasanya bising menjadi hening dalam sekejap. Atmosfer mencekam dari kesunyian ini juga didukung oleh tata suara yang brilian. Sarnoski, yang mempercayai Lupita Nyong'o dengan sepenuh hati, sering menggunakan close-up untuk menangkap ketakutan yang menghantui wajahnya.
Nyong'o, sebagaimana yang selalu dilakukannya, membawa karakter Sam dengan penuh intensitas. Cara dia menggambarkan ketakutan dan emosi lainnya sungguh luar biasa, memberikan dimensi humanis yang dalam pada film ini, terutama ketika Sam bertemu dengan Eric (diperankan oleh Joseph Quinn), seorang penyintas dengan gangguan kecemasan.
Kimiawi antara kedua aktor ini memunculkan momen yang penuh kehangatan tanpa perlu memasukkan unsur romantis. Ini hanyalah kehangatan antara dua individu yang saling melengkapi, mencapai puncaknya dalam adegan yang sangat mengesankan.
A Quiet Place Day One mungkin tidak menempatkan dirinya sebagai prekuel yang benar-benar berdiri sendiri. Bahkan jika diposisikan sebagai sekuel, film ini tetap mempertahankan cara yang sama untuk membangun ketegangan. Meskipun tidak banyak hal baru, Sarnoski dan penulis skenario berhasil menggunakan krisis alami yang dihadapi manusia untuk menyampaikan kisah bertahan hidup yang humanis, yang ditutup dengan sebuah shot yang sangat kuat.