Translate

WINNIE-THE-POOH: BLOOD AND HONEY 2

Halaman ini telah diakses: Views

 

Review Cinema Film Movie "WINNIE-THE-POOH: BLOOD AND HONEY 2"
WINNIE-THE-POOH: BLOOD AND HONEY 2 - Review

WINNIE-THE-POOH: BLOOD AND HONEY 2 - Jika film pertamanya terasa seperti proyek asal jadi yang hanya mengandalkan gimmick tentang karakter anak-anak yang berubah menjadi pembunuh kejam, maka Winnie-the-Pooh: Blood and Honey 2 hadir dengan sedikit lebih baik. Meski belum bisa disebut "bagus" bahkan untuk ukuran film slasher generik, setidaknya film ini lebih layak ditonton.

Biaya produksinya melonjak dari 100 ribu dolar menjadi 500 ribu dolar, dan sang sutradara, Rhys Frake-Waterfield, yang kali ini menyerahkan penulisan naskah kepada Matt Leslie, tampak ingin memamerkan hasil peningkatan anggarannya. Salah satu adegan di awal film, di mana Pooh (Ryan Olivia) membantai korbannya di tengah ledakan spektakuler, terasa seperti pameran penuh percaya diri dari sang sutradara.

Kisahnya melanjutkan akhir dari film pertama, di mana Christopher Robin (kini diperankan oleh Scott Chambers menggantikan Nikolai Leon) berhasil selamat dari teror Pooh dan kawan-kawan. Peristiwa berdarah itu kini dikenal dengan nama "Hundred Acre Massacre." Namun, tidak semua orang percaya pada cerita Christopher. Banyak yang malah menuding dia sebagai pelaku pembantaian yang sebenarnya.

Selain wajah Christopher Robin, penampilan Pooh dan Piglet (Eddy MacKenzie) juga mengalami perubahan. Mereka kini terlihat lebih menyeramkan dan hidup, tidak lagi tampak seperti pria paruh baya dengan topeng karet yang konyol. Ditambah lagi dengan kemunculan Owl (Marcus Massey) dan Tigger (Lewis Santer), para monster ini benar-benar seperti berasal dari dunia dongeng yang kelam.

Perubahan ini terjadi karena Blood and Honey 2 me-retcon film pertamanya. Kini, film pertama dianggap sebagai film dalam film yang dibuat berdasarkan pengalaman Christopher Robin. Naskahnya juga mengubah asal muasal Pooh, serta menjadikannya fondasi untuk mengembangkan waralaba The Twisted Childhood Universe (TCU).

Matt Leslie, yang menggantikan Rhys Frake-Waterfield sebagai penulis, memang lebih memahami cara bercerita. Meskipun tidak terlalu mendalam, setidaknya sekuel ini tidak lagi terasa kosong dan memaksa mengisi durasi dengan adegan yang tidak relevan seperti perempuan berbikini berendam sambil selfie selama beberapa menit.

Saat Pooh dan kawan-kawan mulai melakukan pembantaian lagi, Christopher masih berusaha pulih dari traumanya, dibantu oleh konselornya, Mary Darling (Teresa Banham), yang akan kembali kita temui di Peter Pan's Neverland Nightmare akhir tahun nanti. Meski tidak ada akting atau eksplorasi psikis yang mumpuni dalam proses konseling tersebut, twist yang mengejutkan di akhir cerita membawa semesta ini ke arah yang lebih gelap dan menarik.

Hampir semua departemen dalam film ini mengalami peningkatan kualitas yang drastis. Sayangnya, penyutradaraan tidak mengikuti jejak yang sama. Pengarahan Frake-Waterfield masih kurang dalam hal pacing, timing, dan pengaturan intensitas. Meski dengan anggaran lebih besar, ia tetap mengemas banyak adegan dalam kegelapan yang membuatnya sulit dinikmati. Bahkan adegan mencuci piring di malam hari pun dilakukan tanpa pencahayaan yang memadai.

Selain itu, Frake-Waterfield yang juga bertindak sebagai editor bersama Dan Allen, terlalu gemar menggunakan penyuntingan yang chaotic, sehingga menghilangkan detail setiap adegan, termasuk rangkaian pembantaian yang menjadi daya tarik utama film ini. Pendekatan kacau ini kadang mengurangi dampak kesadisan para monster, meskipun setidaknya kebrutalan tersebut masih mampu menghibur para penggemar berat slasher.

WINNIE-THE-POOH: BLOOD AND HONEY 2 - Official Trailer
ImDb Rating User ratings “WINNIE-THE-POOH: BLOOD AND HONEY 2”
IMDb RATING WINNIE-THE-POOH: BLOOD AND HONEY 2


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
back to top